Rabu, 21 Mei 2014

FEMINITAS DAN USIA

Diposting oleh Unknown di 1:47 AM

Hai ^^
Mau ngomongin tentang unek-unek saya selama ini nih. Ini lebih tentang dunia perempuan ya.. Kan feminitas. Terus kok judulnya ada usia juga, nah saya mau jelasin nih. Apa hubungan feminitas dan usia.
Oke.. Untuk masalah feminitas, menurut pandangan umum cewek itu kesannya harus feminim kan? Iya dong. Cewek kan terkenal dengan kelembutannya, baik perasaannya maupun sikapnya. Ada cewek yang mempunyai jiwa feminim sejak dia usia belia, ya masih ABG lah. Mereka yang sudah mempunyai jiwa feminim sejak usia belia sudah pasti lebih dulu memperhatikan penampilan.
Saya dulu waktu SMP punya beberapa temen yang feminim banget menurut saya, bagaimana tidak mereka selalu saja memperhatikan penampilan agar terlihat sempurna kapanpun dan dimanapun. Padahal dulu saat usia-usia ABG saya bahkan tidak memperhatikan penampilan sama sekali, yang penting saya merasa nyaman, sudah, saya lakukan tanpa harus memperhatikan penampilan apakah terlihat menarik atau tidak. Cewek feminim terlihat lebih cantik daripada yang tidak soalnya mereka benar-benar memperhatikan penampilan, itu yang dikatakan teman saya.
Menginjak SMK teman sekelas saya hanya ada sedikit yang mempunyai jiwa feminim jadi saya kembali mengabaikan definisi feminim dalam hidup saya. Namun meskipun sedikit, teman-teman saya yang berjiwa feminim tersebut semakin terlihat feminim dan cantik ketika mereka mempunyai kekasih. Saya menyimpulkan bahwa kekasih akan merubah prilaku perempuan untuk tampil lebih menarik lagi terutama didepan sang kekasih.
Ketika saya kuliah dunia terasa lebih luas lagi, saya menemukan berbagai macam manusia yang mempunyai model yang berbagai macam pula. Teman-teman saya banyak banget yang berusaha menjadi feminim agar terlihat cantik didepan umum. Well.. Menurut saya itu sah-sah saja akan tetapi kadang mereka terlalu memaksakan diri sehingga mereka malah terlihat tidak seperti diri sendiri.
Semakin umur saya bertambah semakin saya menyadari bahwa menjadi feminim itu menarik juga tanpa harus menghilangkan keaslian diri sendiri. Hal tersebut saya sadari akhir-akhir ini. Entahlah apa yang membuat saya menyadari itu, mungkin karena teman-teman di lingkungan saya terlihat cantik-cantik jadi saya juga tertarik untuk ikut menjadi cantik. Sebenarnya jika saya bisa lebih peka, pemandangan tentang feminitas yang terjadi di lingkungan saya itu sudah ada sejak saya masuk kuliah. Teman saya yang perempuan cantik cantik.
Saat ini saya tertarik untuk berpenampilan feminim tanpa merubah saya menjadi orang lain. Oh ya, saya punya ketertarikan seperti ini mungkin karena saya akhir akhir ini suka membaca artikel tentang fashion maupun menonton acara tentang dunia fashion di televisi jadinya secara tidak sadar saya juga pengen ikut juga.
Teman saya bilang mereka berdandan agar terlihat feminim tujuannya tidak lain adalah agar terlihat cantik didepan sang kekasih. Yah itu mungkin bisa dijadikan alasan yang kuat sih, siapa yang tidak ingin berpenampilan menarik didepan sang kekasih? Tapi pemikiran tersebut tidak berlaku ketika saya mempunyai kekasih. Waktu saya mempunyai kekasih jiwa saat masih sekolah dulu masih melekat, jiwa tentang berpenampilan yang buat saya nyaman tentu saja tanpa memperhatikan penampilan agar terlihat sedikit menarik mungkin.
Jiwa ingin menjadi feminim justru keluar ketika saya sudah tidak mempunyai kekasih, saya jadi berpikir lalu buat apa saya berdandan jika tidak ada seseorang yang dapat saya jadikan alasan untuk merubah diri saya. Lalu hati kecil saya menjawab 'tentu saja untuk diri sendiri, berpenampilan menarik didepan umum itu penting. Penampilan menunjukkan kepribadian seseorang. Setidaknya agar terlihat good looking lah' jadi saya belajar menjadi feminim buat diri sendiri, tidak salah kan?
Tapi di lain sisi saya juga tertegun, kenapa saya baru menyadari sekarang? Ketika usia saya menginjak ke 21. Kemana saja saya selama ini, terlalu asik sama dunia sendiri sih jadinya ga sadar deh kalau ada dunia yang lebih menarik daripada dunia sendiri. Tapi ada pepatah yang mengatakan 'lebih baik terlambat menyadari daripada tidak sama sekali' nah jadi saya tidak salah dong..
Inilah hubungan antara feminitas dan usia yang saya maksud. Jadi maksud saya usia tidak menjamin seseorang dapat menyadari sesuatu yang baru, perhatian dari diri sendirilah yang menyadari hal baru tersebut tanpa harus menunggu berapa usia kita nanti. Seperti saya yang baru menyadari tentang banyak hal baru di usia saya yang sudah 20-an. Padahal jika saya lebih peka dan mau sedikit memperhatikan dunia luar maka saya akan dapat menyadari hal baru tersebut sebelum usia 20.
Tapi saya menyanggah pendapat yang mengatakan feminim dapat dilihat penampilan. Yah.. Mungkin ada benarnya jika feminitas dapat dilihat dari penampilan akan tetapi itu tidak sepenuhnya benar. Seseorang terlihat feminim atau tidak dapat juga dilihat dari prilaku orang tersebut. Percuma juga kan jika ada seseorang yang penampilannya sangat feminim tetapi sifat dan sikapnya sangat kasar dan berontak. Apakah itu bisa disebut feminim? Tentu tidak kan. Menurut saya feminim yang sesungguhnya adalah dari dalam, dari hati. Seseorang yang sudah feminim dari dalam akan secara otomatis terlihat feminim pula dari luar. Dan untuk keinginan saya merubah diri menjadi feminim tanpa menghilangkan kepribadian asli saya ini masih sekedar ingin ya, belum ada niatan buat dipraktekkan secara langsung. Masih belajar saya, dan itu tidak instan kan? Butuh proses. So, intinya saya cuma ingin tapi tidak dilaksanakan. Belum maksud saya..hehe
Oke.. Sekian unek-unek saya tentang feminitas.
See ya next time, guys ^^

0 komentar:

 

dahlia's world Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review