Minggu, 21 Desember 2014

SELAMAT HARI IBU, IBUK..

Diposting oleh Unknown di 10:08 PM

Selamat pagi buk, apa kabar ibuk disana? Ibuk harus baik-baik saja ya..
Apapun yang terjadi disini aku selalu berdoa yang terbaik untukmu buk. Aku percaya Tuhan menjagamu dengan baik disana.
Buk, aku rindu ibuk, setiap hari aku selalu merindukan ibuk, tak peduli bagaimana suasana hatiku saat itu. Ketika bahagia aku merindukan ibuk, berharap aku bisa membagi kebahagiaan ini denganmu. Ketika sedih pun aku merindukanmu, aku berharap aku bisa mengeluarkan tangisku dipangkuanmu buk. Aku rindu padamu, setiap waktu.
Buk, hari ini tanggal 22 Desember 2014, aku sudah berusia 21 tahun sejak duabelas hari yang lalu. Buk, tak terasa ya sudah empat tahun ibuk pergi meninggalkanku. Namun hingga saat ini aku masih belum percaya bahwa ibuk benar-benar pergi meninggalkanku. Rasanya aku ingin menangis jika mengingat kenyataan ini.
Buk, aku sungguh merindukanmu saat ini, setiap hari ketika aku tidur dan bertemu dengan dalam mimpi rasanya ingin sekali aku tidak ingin bangun. Aku ingin ikut ibuk, aku merindukan senyum menenangkanmu, aku rindu pelukan hangatmu, aku rindu tutur katamu yang penuh dengan nasehat, aku rindu semua yang ada di dirimu yang hanya bisa kutemui dalam mimpi.
Setiap kali aku mengingat segala hal yang belum bisa kuberikan padamu aku menyesal. Aku menyesal buk aku belum bisa memberikan segala hal yang terbaik yang bisa kulakukan untukmu. Aku ingat sekali dulu ketika aku masih SD, SMP, bahkan ketika aku sudah SMK aku selalu menolak perintah ibuk bahkan pernah sesekali aku membantah apa yang dikatakan ibuk. Dan ketika engkau melihat kelakuanku yang seperti itu kau hanya diam dan tersenyum, setelahnya kau mengerjakan sendiri apa yang sebelumnya kau perintahkan kepadaku tadi walau aku tahu kau sangat sibuk saat itu. Kemudian di lain waktu ketika kau memintaku untuk membantumu memasak untuk berjualan padahal uang hasil jualan itu juga untuk kebutuhan hidupku, aku dengan emosi menolak permintaanmu untuk membantumu, aku marah kepadamu karena aku menganggap kau sudah menghilangkan waktu bermainku bersama teman-teman.
Kenangan yang paling membuatku menyesal adalah ketika aku tidak mau menuruti perintahmu padahal saat itu kau benar-benar kerepotan karena harus mengurus pekerjaan yang lain, aku ingat sekali bahkan perintah yang kau berikan kepadaku itu adalah pekerjaan yang sangat mudah kulakukan. Ketika aku menolak apa yang kau perintahkan, dengan tatapan miris kau memandangku, aku tahu buk saat itu kau menyimpan berbagai emosi dan kekecewaan karena ulahku.
Buk setiap kali aku mengingatnya, aku merasa aku benar-benar menjadi anak yang bodoh yang tidak tahu bagaimana sabarnya engkau menghadapimu, anakmu yang nakal dan tidak peduli orang tua sama sekali.
Kau pernah berkata padaku dengan hati lelah ketika melihat anak-anakmu tidak ada yang menuruti perintahmu, kau berkata seperti ini dulu aku selalu rajin membantu ibuku, apapun yang diperintahkan ibuku selalu kulakukan, bangun pagi untuk memasak karena pagi-pagi sekali ibu harus ke pasar yang jaraknya berpuluh-puluh kilo meter dan harus berjalan untuk mencari nafkah untuk anak-anaknya, bahkan ketika ibu sudah pergi ke pasar aku diam-diam juga pergi ke ladang tetangga membantu mereka agar dapat upah dan upahnya bisa aku kasihkan kepada ibu. Dulu aku tidak pernah membuat ibu kecewa karena aku tahu perjuangan ibu untuk menghidupiku begitu besar. Tapi sekarang kenapa anak-anakku tidak ada yang mau menolongku padahal aku bekerja juga untuk mereka, kenapa mereka lebih asyik dengan dunia mereka sendiri. Apa salahku sampai aku dibalas seperti ini oleh anak-anakku?”
Buk, sungguh, itu bukan salahmu, kau tidak salah sama sekali. Kau orang baik ibuk, Tuhan benar-benar baik karena sudah memberikan ibuk yang sebaik dirimu untukku. Ibuk, maafkan anak-anakmu yang tidak pernah nurut kepadamu, maaf bu, maaf.
Ketika aku baru menyadari betapa pentingnya dirimu di hidupku Tuhan sudah memanggilmu terlebih dahulu. Buk, kadang aku berpikir apakah ini hukumanku dari Tuhan karena sudah menjadi anak nakal dan tidak mau menuruti perintahmu? Tapi buk, betapa teganya Tuhan memberikan hukuman berat kepadaku, kenapa Tuhan tidak memberikan kesempatan sekali lagi untukku? Kenapa buk? Kenapa?
Bu aku iri setiap melihat teman-temanku dengan bangganya membagikan foto dia dengan ibunya ke media sosial. Dengan senyum merekah dia memamerkan bagaimana bahagianya dia bersama ibunya. Buk, aku iri dengan mereka, kenapa aku tidak bisa seperti itu juga? Aku juga ingin membagikan kebahagiaanku betapa aku bahagia memilikimu. Kepada semuanya, kepada dunia, aku juga ingin buk.
Buk, aku semakin sesak mengingat segalanya, aku selalu bisa menangis setiap kali mengingatmu, aku selalu bisa menangis setiap kali merindukanmu, aku selalu bisa menangis setiap kali mengingat kenakalanku kepadamu. Maaf buk, maaf
Buk, selamat hari ibu, ibuk. Aku merindukanmu buk.
Buk maaf tidak ada bunga untukmu hari ini, tidak ada kejutan yang membuatmu terkesan, tidak ada ciuman hangat untukmu dariku, tidak ada kue yang lezat untuk merayakannya, tidak ada gaun baru sebagai hadiah untukmu. Yang bisa aku berikan hanya doa, doa, dan doa. Aku selalu berdoa agar kau selalu diberi kedamaian oleh Tuhan disana, selalu tersenyum disana, dan jauh dari kesakitan disana. Aku merindukanmu buk, dan aku mencintaimu.
Ibuk, selamat hari ibu ya.. :)

0 komentar:

 

dahlia's world Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review