Jumat, 10 Juni 2016

BERJUTA CERITA SATU MAKNA

Diposting oleh Unknown di 8:02 AM
Terkadang malu sendiri, aku yang masih muda suka mengeluh karena tidak punya uang, tak jarang pula minta uang kepada bapak, melamar kerja juga suka pilih-pilih. Sedangkan diluar sana banyak bapak-bapak yang sudah usia senja, yang harusnya menikmati masa tua dan bermain bersama cucu justru masih harus banting tulang tak peduli siang maupun malam karena jadi tulang punggung keluarga.
Beberapa hari ini entah dari sosial media maupun lihat sendiri, di jalan-jalan banyak bapak-bapak usia lanjut yang masih bekerja menjajakan dagangannya tak peduli cuaca yang ada. Siang terik yang panas, hujan deras, bahkan sunyi malam waktu yang banyak digunakan orang untuk istirahat. Bapak-bapak itu tak henti-henti meneriakkan dagangannya untuk menarik perhatian calon pembeli, berharap sedikit saja ada orang yang membeli dagangannya. kadang bapak-bapak itu berdagang dengan membawa sepeda tua dan mengelilingi kampung, namun tak sedikit pula yang berjalan kaki dan memikul berat barang dagangannya. Peluh bercucuran tak dihiraukannya, tujuannya satu, dagangannya habis agar bisa membawa pulang uang.
Sedih, melihat mereka bekerja banting tulang tak peduli waktu untuk menafkahi anak istri di rumah. Menjajakan dagangan yang harganya begitu murah namun tak menarik bagi orang-orang sehingga dagangan kadang tidak laku. Ya Tuhan.. hanya melihat tapi hati rasanya begitu nelangsa.. cari uang itu susah tapi anak muda banyak yang tidak peduli itu.. karena terbawa arus perkembangan zaman anak muda sekarang tak mempedulikan bagaimana susahnya orang tua bekerja untuk mereka namun mereka dengan mudah menghambur-hamburkan uang.
Kenyataan ini menyetuh hatiku, terkadang hingga ingin nangis juga. Teringat bagaimana pengorbanan ibuk dulu. Kerja pagi siang malam untuk menghidupi enam anaknya dan menyekolahkan anaknya. Tidak pernah mengeluh bahkan sekedar mengatakan lelah. Segalanya dikerjakan sendiri, dari memasak, mengangkat barang dagangannya, hingga jualan pun dikerjakannya sendiri. Ibuk tak pernah menyuruh anak-anaknya membantu ibuk, apalagi memaksa. Ibuk benar-benar sosok ibu yang sangat hebat, selalu berusaha menuruti apa yang diinginkan anaknya hingga mengesampingkan kebutuhannya sendiri. Aku salut sama ibuk. Kelak jika aku sudah menjadi ibu aku ingin jadi sosok ibu seperti ibuk, belajar kuat dan sabar dari ibuk. Ibuk adalah the best single parent I ever have, loving mom so much..
Oleh karena itu aku selalu sadar diri, siapa aku, dari mana asalku, dan siapa orang tuaku. Tiga hal yang selalu aku ingat jika kadang aku ada keinginan untuk mengikuti gaya hidup anak sekarang yang terlihat mewah. Ibuk selalu mengajarkanku untuk hidup sederhana, tak peduli betapa kayanya aku nanti tetap ingat bagaimana dulu rasanya hidup susah. Jadi aku lebih tersentuh dengan cerita hidup yang penuh suka duka daripada hidup yang penuh kemewahan dan kesombongan. Melihat mereka yang kurang beruntung dari aku membuatku selalu ingat kepada Tuhan untuk selalu bersyukur. Tuhan begitu baik kepadaku karena telah memberi kehidupan yang baik tanpa kekurangan. Sehingga tidak perlu seperti mereka yang bekerja diatas  teriknya matahari, dinginnya air hujan, bahkan gelapnya malam hanya untuk membeli sesuap nasi.
Thanks God.. you are so kind to me.. always blessing my way.. and always heard my pray.. love you God..

0 komentar:

 

dahlia's world Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review